"Heart like a book....."

Sebagai orang yang baru menjajaki Ibukota, mau pergi kemana-mana harus tanya sana sini untuk nyari alamat. Berasa Ayu Ting-Ting aja, heee. Dari mulai temen sekantor, tukang ojek, sopir, pedagang. Searching sana-sini. Yang penting jangan malu tanya deh. Sambil belajar mengerti jalanan Jakarta, waktunya share juga nih ke temen-temen yang belum tahu.


Rabu, 07 Mei 2014

Wisata Zaman Belanda Ala Kota Tua




Di Jakarta kalau belum ke Kota Tua rasanya belum afdol. Kota Tua juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia). Tempat hiburan untuk mengenang suasana zaman Belanda. Di sana, kita bisa masuk ke berbagai museum. Ada Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bank Indonesia, juga Museum Bank Mandiri.

Awalnya bingung mau ke Kota Tua yang nyaman naik apa ya. Naik busway? Angkot? atau Kereta? Karena hari itu, 1 Mei bertepatan dengan hari Buruh Nasiaonal. Jadilah jalanan di Jakarta macet parah. Naik busway jadi hal yang nggak memungkinkan dari arah Slipi Petamburan ke Kota Tua. Akhirnya setelah nanya temen, ternyata ada angkot dan kereta yang sampai langsung ke Kota Tua dari Tanah Abang. Cuuuus deh sama Temen ke Tanah Abang naik angkot M09 atau M11 juga bisa. 

Sampai di Tanah Abang, lanjut jalan ke stasiun Tanah Abang, baru mau ngantri ke loket tiket, kita udah nggak sanggup ngeliat kerumunan orang memenuhi stasiun. Balik arah deh, akhirnya kita naik angkot M08 Jurusan Tanah Abang-Kota. Untung aja nggak macet karena demo buruh. Sampai di Kota Tua kita jalan-jalan deh ke Pasar Esemka. Nggak jauh kok dari stasiun kota tua atau halte busway. Masih bisa dicapai pakai jalan kaki. Nggak nyesel kok, coz barang-barang di sana tergolong murah-murah. Bantal leher aja yang di pasaran sekitar 50-75, di Esemka Cuma 20.000. Masker penutup hidung yang dijual 5000 satu, di sana 10.000 bisa dapet 4. Kalau nggak mau boros, bawa uang secukupnya aja, coz kemungkinan bakalan tergoda ngeliat barang-barang murah di Esemka. Jilbab, sandal, boneka, frame, gantungan kunci, tas, alat-alat sekolah yang lucu-lucu. Soal harga masih bisa nego.

Setelah dari Pasar Esemka, waktunya take a picture. Kalau ke Kota Tua wajib foto-foto deh. Bisa gaya pakai balon-balom atau pakai sepeda plus topinya. Di sana, ada penyewaan sepeda, 30 menit dihargai 20 ribu. Foto-foto sama patung hidup ala Kota Tua juga ada. Kamu tinggal pilih mau foto sama nona-nona belanda, tentara, ondel-ondel atau dengan tokoh pantomim. Tenang, nggak ditentukan tarif kok, yang mau foto tinggal kasih saja seikhlasnya. Ada keranjang kecil yang khusus diletakkan di depan patung.
Nggak cuman soal foto-foto, di Kota Tua juga banyak aksesoris yang di jual, kalung, gelang, cincin, topi. Tinggal pilih deh. Makanan? Apalagi soal itu, es dugan, es selendang mayang, es krim, es durian, pecel, gorengan, cilok, kentang, buah anggur, petisan, rujak bebek, kue pancong, kentang goreng, harum manis, rambut nenek, otak-otak. Kalau nggak kuat, bisa jebol deh kantong. Berhubung hari udah sore, kita pulang deh naik busway dari Kota Tua, transit di Harmony, transit lagi di Grogol 2, trus sampe deh di halte slipi Petamburan. 

Ada cerita lain nieh ke Kota Tua, berhubung belum puas jalan-jalan ke Kota Tua, libur selanjutnya balik lagi ke sana. Dan ternyata, dari Slipi Petamburan ada angkutan yang bisa langsung ke Kota Tua. Dia adalah Kopaja 86. Ya Ampun, kalau tahu, kan nggak perlu ke Tanah Abang dulu. Oh iya, tapi berhubung hari yang lalu ada aksi hari buruh, tetep macet, maka pilihan ke Tanah Abang dulu tepat. Menghindari kemacetan Jakarta yang bisa bikin stress.

Numpang ngeksis di Kota Tua





Tidak ada komentar:

Posting Komentar